A. Tanaman
1. Sistematika Tanaman Caisim/Sawi Hijau
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :Spermatophyta(Menghasilkan biji)
Divisi :Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga)
Kelas :Magnoliopsida(berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae (suku sawi-sawian)
Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :Spermatophyta(Menghasilkan biji)
Divisi :Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga)
Kelas :Magnoliopsida(berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae (suku sawi-sawian)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.
Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.
2. Botani Tanaman
Seperti tanaman yang lainnya, tanaman sawi hijau mempunyai bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar
Sistem perakaran sawi menurut Rukmana (1994) memiliki akar tunggang (Radix Primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30 - 50 cm. Akar ini berfungsi antara lain menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman.Sedangkan menurut Cahyono (2003)sawi berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah, perakaranya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm.
2. Batang
Batang sawi menurut Rukmana (1994) pendek sekali dan beruas-ruas,sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Cahyono (2003) menambahkan bahwa sawi memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah.Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau keputih-putihan.
3. Daun
Daun sawi menurut Cahyono (2003) berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong)ada yang lebar dan ada yang sempit,ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu,berwarna hijau muda, hijau keputih-putihan sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun panjang atau pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat, dan halus. Pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus dengan pelepah-pelepah daun yang lebih muda, tetapi membuka. Di samping itu, daun juga memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang. Haryanto et al. (1995) menambahkan bahwa secara umum sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop.
4. Bunga
Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 1994).
5. Buah dan Biji
Buah sawi menurut Rukmana (1994) termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 – 8 butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. Cahyono (2003) menambahkan, biji sawi berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman.
3. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman saicim adalah sebagai berikut :
1. Iklim
Tanaman sawi/saicim tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga.
2. Ketinggian Tempat
Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa tumbuh, tetapi di daerah rendah tak bisa tumbuh.
3. Tanah
Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air (AAK, 1992).Syarat-syarat penting untuk bertanaman sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur),dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik.Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7(Sunaryono dan Rismunandar, 1984).
B. Penyakit Tanaman
1. Gejala Serangan
Gejala awal yang timbul adalah pada tepi daun dan berlanjut hingga klorosis membentuk huruf V. Dengan berjalannya waktu, gejala yang timbul tadi kemudian mengering dan seperti terbakar (nekrotis). Serangan umumnya terjadi pada pori daun, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat menyerang di bagian daun mana saja yang telah terserang serangga ataupun luka secara mekanis sehingga memudahkan bakteri masuk. Bakteri ini menyerang jaringan pengangkutan tanaman dan dapat berpindah secara sistematis dalam jaringan pengangkutan tanaman tersebut. Jaringan angkut yang terserang warnanya menjadi kehitaman yang dapat dilihat sebagai garis hitam pada luka atau bisa juga diamati dengan memotong secara melintang pada batang daun atau pada batang yang terkena infeksi.Busuk hitam juga dapat menyebabkan terjadinya busuk lunak. Bakteri banyak terdapat pada seresah dari tanaman yang terinfeksi, tetapi akan mati jika serasah tadi melapuk.Suhu serta curah hujan yang tinggi sangat sesuai untuk perkembangan busuk hitam. Bakteri ini berada pada tetesan butir air dari tanaman yang terluka serta dapat menyebar ke seluruh tanaman melalui manusia ataupun peralatan yang sering bergerak melintasi lahan saat kondisi tanaman sedang basah.
2. Patogen
Patogen penyakit ini adalah bakteri Xanthomonas campestris pv. Campestris.
3. Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman yang bukan jenis sawi-sawian, sehingga akan memberikan waktu yang cukup bagi seresah dari tanaman sawi– sawian untuk melapuk.Lalu menggunakan benih bebas hama dan penyakit yang dihasilkan di iklim yang kering. Hindari untuk bekerja di lahan saat daun tanaman basah. Tanamlah varietas sawi yang tahan terhadap busuk hitam. Penyemprotan bakterisida Kocide 77WP sangat dianjurkan , terutama untuk budidaya di musim penghujan.